Skenario :
Mata Kuliah Pemeriksaan Diagnostik
Ada Apa Dengan
Istriku ??
Ibu Yeti, 25 tahun Hamil 3 bulan periksa
ke bidan Risty dengan keluhan badan lemas, disertai muka pucat, sering pusing,
jantung berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu, mual setiap pagi, kadang-kadang
setelah makan dan minum muntah. Suami khawatir akan ada dampak pada
kehamilannya. Berdasarkan pemeriksaan fisik Bidan Risty didapat, KU
composmentis, tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 20
x/menit, suhu 36,5 o C, Anemis pada konjungtiva, bibir pucat, dan pada
ekstremitas kuku tampak pucat. pada pemeriksaan palpasi di dapat TFU 2 jari
atas simpisis.
Langkah 1 Klarifikasi
Istilah
1. Hamil
Anak ke 1
G1P0A0 Umur Kehamilan 3
Bulan
2.
Muka pucat, sering pusing, jantung
berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu, hal ini merupakan Tanda dan Gejala
Klinis Anemia Berat.
3.
Mual setiap pagi, kadang-kadang setelah makan
dan minum muntah, merupakan perubahan sistem pencernaan pada awal kehamilan
atau trimester I, dimana produksi asam lambung menurun, karena pengaruh Hormon
HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun.
4.
Kehawatiran suami, karena kehamilan ini
merupakan kehamilan pertama.
5.
KU composmentis, tampak lemah dan pucat,
TD: 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5 o C, Anemis pada
konjungtiva, bibir pucat, dan pada ekstremitas kuku tampak pucat. Suatu keadaan
dimana Ibu mengalami Anemia Berat, Tetapi untuk Suhu dan RR masih dalam keadaan
normal.
6. Pada pemeriksaan palpasi di dapat TFU 2 jari
atas simpisis, menunjukan keadaan yang normal sehingga TFU Ibu sesuai usia
kehamilan.
Langkah 2 Identifikasi
Masalah
1.
G1P0A0
2. Muka
pucat, sering pusing, jantung berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu.
3. Mual
Muntah
4. Kehawatiran
suami, karena kehamilan ini merupakan kehamilan pertama.
5.
Tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg,
Nadi 100x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5 o C, Anemis pada konjungtiva, bibir
pucat, dan pada ekstremitas kuku tampak pucat.
Langkah 3 Analisis
Masalah
1. G1P0A0 hamil 3 bulan
a). Apa dampak G1P0A0
hamil 3 bulan
Jawab : pada Ibu akan mengalami gangguan psikologis
karena kondisi Ibu yang mengalami perubahan-perubahan.
b). Penatalaksanaan
Pada Ibu Hamil Trimester 1 :
- Jelaskan tanda dan
gejala hamil, serta pengaruh-pengaruh
yang terjadi.
- lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
termasuk pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui kadar hb dalam darah.
- KIE tentang proses kehamilan.
- KIE tentang kebutuhan
gizi ibu hamil termasuk dalam hal konsumsi tablet Fe dalam kehamilan yaitu 90
tablet selama kehamilan.
- Jelaskan pengaruh Anemia Pada Ibu dan
Janinnya.
2.
Mual dan Muntah :
Jawab: Merupakan
perubahan sistem pencernaan pada awal kehamilan atau trimester I, dimana
produksi asam lambung menurun, karena pengaruh Hormon HCG, tonus otot-otot
traktus digestivus menurun.
3.
Kehawatiran suami :
Jawab : Karena
kehamilan ini merupakan kehamilan pertama dan karena mereka sanggat
mengharapkan kehadiran anak dalam keluarga.
4.
Tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg,
Nadi 100x/menit, Anemis pada konjungtiva, bibir pucat, dan pada ekstremitas
kuku tampak pucat.
Jawab : hal ini
merupakan tanda dan gejala anemia yang terjadi akibat defisiensi kandungan zat
besi di dalam darah, kurangnya asupan
protein dari makanan atau adanya gangguan absorbsi diusus.
Langkah 4 Hipotesis
1. Ibu
Mengalami Anemia Berat
2.
Kemungkinan Ibu bisa mengalami
Abortus/keguguran
3. Kemungkinan
bila anemia terus berlanjut hingga persalinan, ibu akan mengalami perdarahan
dan juga dapat berakibat buruk pada janin dimana akan mengalami BBLR, KMK dan
gangguan janin lainnya.
Langkah 5 Sasaran
Pembelajaran
1. Sebagai
bidan kita melakukan penyuluhan lintas sektoral tentang kebutahan zat gizi
dalam kehamilan (Asupan gizi ibu hamil termasuk konsumsi tablet Fe 90 tablet
selama kehailan)
2.
Dapat memberikan penjelasan tentang
kasus anemia yang dialami oleh ibu serta menganjurkan untuk pemeriksaan lebih
lanjut termasuk pemeriksaan laboratorium
3. Bidan
Harus Mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada kasus anemia berat agar tidak
mengakibatkan hal yang buruk bagi ibu dan janin.
Langkah 6
Referensi
:
Abrahams, Peter (2012). Panduan Kesehatan dalam Kehamilan. Jakarta : Karisma Publishing
Grup.
Ahmad, Feryanto. (2011). Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Indiarti, M.T. (2012). Panduan Klinis Paling Komplit Kehamilan, Persalinan, & Perawatan
Bayi. Yogyakarta: Pelangi Indonesia.
Khotidjah, Siti. (2013). Modul Patofisiologi Kasus Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik.
Kediri : TIM Penyusun Modul Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri.
Koesno, Harni. (2012). Mims Bidan Indonesia. Edisi II, Jakarta: BIP Kelompok Gramedia.
Kautsar, Ummu. (2010). Anemia (Kurang darah) Dan Pengaruhnya Terhadap
Kehamilan, Persalinan, Nifas Serta Hasil Konsepsi.
[internet]. Bersumber dari:
Nutriclub (2011). Anemia
saat hamil. [internet]. Bersumber dari: http://www.nutriclub.co.id/pregnancy/common_health_worries/article/anemia_saat_hamil
Rahmawati, Eni Nur. (2011) Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya: Victory Inti Cipta.
Langkah 7 Diskusi
kelanjutan dan menyiapkan materi sesuai daftar pustaka pada langkah 6.
KLASIFIKASI
DATA SKENARIO KASUS
Data
Subyektif :
v
Ibu Mengatakan hamil 3 bulan
v
Ibu Mengatakan Hamil Anak Pertama dan usianya 25 tahun
v
Ibu mengatakan Badan Lemas, sering pusing, jantung berdebar-debar sejak 1
Bulan yang lalu.
v
Ibu mengatakan Mual dan muntah setiap Pagi dan mengatakan Khawatir dengan
kehamilannya.
Data
Objektif :
v
VITAL SIGN : TD: 100/60mmHg, Nadi
100x/menit, Suhu 36,5 oC
v
PEMERIKSAAN INSPEKSI : Muka pucat, KU Composmentis, Tampak Lemah & Pucat,
Anemis pada Konjungtiva, Bibir Pucat,
Ekstremitas kuku tampak pucat.
v
PEMERIKSAAN PALPASIH : Dengan pemeriksaan Leopold,
diperoleh TFU : 2 jari atas simpisis
v
PEMERIKSAAN AUSKULTASI : Djj belum
terdengar karena usia kehamilan baru 3 bulan.
v
PEMERIKSAAN PERKUSI : Refleks
Patela : +
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Defenisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana sel
darah merah (Eritrosit) menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu
dan janin menjadi berkurang (Tarwoto, 2007). Anemia adalah jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/100 ml (prawirohardjo, 2007).
Anemia pada
wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12
g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan
kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang
memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers
for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari10,5 g/dl
pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup,yang
ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besiserum
(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total
(TotalIron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum
tulang sertaditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain,
kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi
diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi
seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari
penyakit.
Pembagian Anemia dalam kehamilan:
1. Anemia Defisiensi Besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada
kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini
disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan
resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan
terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil
12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala:
a.
Memiliki
rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, danmudah patah
b.
Lidah tampak
pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis,
pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.
Ciri-ciri
anemia defisiensi besi :
a. Mikrositosis
b. Hipokromasia
c. Anemia ringan tidak selalu
menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom
d. Kadar besi serum rendah
e. Daya ikat besi serum meningkat
f. Protoporfirin meningkat
g. Tidak dtemukan hemosiderin dalam
sumsum tulang.
2. Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada
kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asamfolat, jarang sekali karena defisensi
vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.
Gejala-gejalanya:
a. Malnutrisi
b. Glositis berat(Lidah meradang,
nyeri)
c. Diare
d. Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri
anemia megaloblastik
a.
Megaloblast
b.
Promegaloblast
dalam darah atau sumsum tulang
c.
Anemia
makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan
oleh defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam
kehamilan.
3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan.
Disebabkan oleh sumsum tulang kurangmampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi
anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya
anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa
nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita
mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri Anemia Hipoplastik
a. Pada darah tepi terdapat gambaran
normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat
atau vitamin B12.
b. Sumsum tulang bersifat normoblastik
dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata.
4. Anemia Hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 %
kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
dari pada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil,
apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula
kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia.
Anemia Hemolitik dibagi menjadi 2
golongan besar:
a. Disebabkan oleh faktor
intrakorpuskuler seperti thalasaemia, anemia sel sabit, sferositosis,
eliptositosis, dll.
b. Disebabkan olehfaktor
ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma,
penyakit hati dll.
Gejala
proses hemolitik:
a. Anemia
b. Hemoglobinemia
c. Hemoglobinuria
d. Hiperbilirubinuria
e. Hiperurobilirubinuria
f. Kadar sterkobilin dalam feses
tinggi, dll.
Klasifikasi
anemia yang lain adalah :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat
B.
PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN
Penyebab
Umum dari Anemia: Perdarahan
hebat, Akut (mendadak), Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah pembuluh
darah, Kronik (menahun), Perdarahan hidung, Wasir (hemoroid), Ulkus peptikum, Kanker
atau polip di saluran pencernaan, Tumor ginjal atau kandung kemih, Perdarahan menstruasi
yang sangat banyak, Berkurangnya pembentukan sel darah merah, Kekurangan zat
besi, Kekurangan vitamin B12, Kekurangan asam folat, Kekurangan vitamin C,
Penyakit kronik, Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan
mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap seldarah merah (Hemoglobinurianokturnal
paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter), Kekurangan
G6PD, Penyakit sel sabit, Penyakit hemoglobin C, Penyakit hemoglobin S-C,
Penyakit hemoglobin E, Thalasemia.
Selain itu, anemia juga disebabkan oleh: Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau
asam folat, Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal, Kehilangan darah akibat
pendarahan dalam atau siklus haid perempuan, Penghancuran sel darah merah
(anemia hemolitik), Infeksi HIV, Kekurangan zat besi, Perdarahan, Genetik,
Kekurangan vitamin B12, Kekurangan asam folat, Pecahnya dinding sel darah
merah, Gangguan sumsum tulang.
C.
PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Perubahan hematologi sehubungan
dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat
terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65%
dimulai pada trimester ke II kehamilan,dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurunsedikit menjelang aterem serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yangmeningkatkan volume plasma seperti
laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron
D.
ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Etiologi anemia defisiensi besi pada
kehamilan, yaitu:
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah.
2. Pertambahan darah tidak sebanding
dengan pertambahan plasma.
3. Kurangnya zat besi dalam makanan.
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
E.
GEJALA KLINIS
Wintrobe mengemukakan bahwa
manifestasi klinis dari anemia defisiensi besisangat bervariasi, bisa hampir
tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnyayang menonjol, ataupun
bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya.
Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,
lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati
bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda
anemiaakan jelas.
Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan
untuk menentukan status anemia ibuhamil, didasarkan pada criteria WHO tahun
1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori,yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan
(8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8g/dl). Berdasarkan hasil
pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibuhamil adalah sebesar
11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dantertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil.
F.
DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
PADA KEHAMILAN
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-seltubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemiameningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematianmaternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partusimatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahanatonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-seltubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemiameningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematianmaternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partusimatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahanatonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
G.
PENCEGAHAN ANEMIA
Anemia dapat dicegah dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbangdengan asupan zat besi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapatdiperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dankangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwazat besi yang terdapat pada daging
lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi padasayuran atau pada makanan
olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan
dengan pemberian suplemen Fe dosisrendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil
non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia
defisiensi besi dapat diberikan suplemenFe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali
sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensiasam folat dapat diberikan asam
folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapatdiberikan 0,4 mg/hari. Dan
bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.
Pencegahan
Dan Perawatan Ibu Hamil Dengan Anemia
Kondisi anemia adalah suatu kondisi
yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan
nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang
terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh
lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis
dokter.
Berikut Ini
Ada Beberapa Tips Hal Yang Dapat Ibu Lakukan Untuk Menghindari, Mengurangi Dan
Menghadapi Kondisi Anemia.
1. Tentukan Apakah ibu mengalami
Kondisi Anemia atau tidak
a. Ibu dapat mengetahuinya dengan cara
memperhatikan petunjuk pentingdalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah,
letih, lesu, tidak bergairahdan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat
menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan
sederhana berikut ini.
b. Berdirilah di depan cermin dan tarik
kelopak mata bagian bawah.Perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata
tersebut. Bila pucat ataumerah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia.
c. Bandingkan telapak tangan ibu dengan
telapak tangan suami atauorang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan
tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi
anemia.
d. Julurkan dan perhatikan warna lidah
anda. Bila tepi lidah anda menjadilebih pucat dari warna permukaan dalam pipi
maka kondisi anemia mungkintelah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurangdari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurangdari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu
hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang
sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan
nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurangi kondisi anemia.
3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat
besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh
dari hewan maupun tanaman. Daging,hati, dan telur adalah sumber protein yang
baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai
mineral lainnya. Kacang-kacangan,gandum/beras yang masih ada kulit arinya,
beras merah, dan sereal merupakan bahantanaman yang kaya protein nabati dan
kandungan asam folat atau vitamin B lainnya.Sayuran hijau, bayam, kangkung,
jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain
yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darahmerah dan hemoglobin.
4. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang
berfungsi menetralkan asam lambung iniumumnya mengandung mineral, atau logam
lain yang dapat menganggu penyerapanzat besi dalam tubuh. Oleh karena itu
batasi penggunaannya dan gunakan sesuaiaturan pemakaian.
5. Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia
adalah penyakit serius tertentu. Olehkarena itu jangan meremehkan kondisi
anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebihlanjut kondisi yang anda hadapi dan
ikutilah nasehat dokter anda.
Pedoman Menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun
menu bagi ibu hamil:
1. Makan dua kali lebih dari biasanya,
bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi
yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali
waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan
makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak
tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas
dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam
komposisi seimbang, dengansusunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g
daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2
porsi buah-buahan @100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai
ganti serta 1 sdmminyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan.
Perbanyak minum air putih, sari buahseperti air jeruk, air tomat, sari wortel,
air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil
lebih banyak berkeringat dansering buang air kecil karena kandung kemih yang
terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein
seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan
olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan
pangan, karena dapatmembahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering
dihubungkandengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan
padakemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat,
formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan
banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan
siap saji, makanan kecil, coklat,karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda,
konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsikecil dan frekuensi sering,
misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yanglain, karena biasanya mereka
tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging
yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan
bakteri yangmembahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang
benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dansayuran sampai
bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak,
misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat gizi penting.
Zat-zat gizi penting.
Zat-zat gizi
yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalahsebagai berikut:
a. Sumber tenaga, digunakan untuk
tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh
yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi
melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan
janin. Kekuranganenergi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 -
14kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah
menjadienergi.
b. Protein, diperlukan sebagai
pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang,
serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
c. Vitamin, dibutuhkan untuk
memperlancar proses biologis yang berlangsungdalam tubuh ibu dan janin.
Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2
sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh,
vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu
penyerapan zat besiguna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu
penyerapan kalsium.
d. Mineral, antara lain :
1. Kalsium, digunakan untuk menunjang
pembentukan tulang dan gigiserta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan
kalsium, makakebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada
tulangibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu,
si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet
kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atauklinik.
2. Zat besi, erat berkaitan dengan
anemia atau kekurangan sel darahmerah sebagai adaptasi adanya perubahan
fisiologis selama kehamilan,yang disebabkan oleh :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi
untuk pertumbuhan janin.
b. Kurangnya asupan zat besi pada
makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
c. Adanya kecenderungan rendahnya
cadangan zat besi pada wanita,sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi
dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama,menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama,menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
F.
PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan
anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat
besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi
akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.Biasanya cukup
diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan ususuntuk
menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam
dosisyang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna
hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus
selalu diwaspadai mengingat anemiadapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka
prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia
pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil,
yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,
nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia
parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar