Senin, 27 Oktober 2014

ANEMIA DALAM KEHAMILAN



Skenario  : Mata Kuliah Pemeriksaan Diagnostik
Ada Apa Dengan Istriku ??

Ibu Yeti, 25 tahun Hamil 3 bulan periksa ke bidan Risty dengan keluhan badan lemas, disertai muka pucat, sering pusing, jantung berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu, mual setiap pagi, kadang-kadang setelah makan dan minum muntah. Suami khawatir akan ada dampak pada kehamilannya. Berdasarkan pemeriksaan fisik Bidan Risty didapat, KU composmentis, tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5 o C, Anemis pada konjungtiva, bibir pucat, dan pada ekstremitas kuku tampak pucat. pada pemeriksaan palpasi di dapat TFU 2 jari atas simpisis.

Langkah 1 Klarifikasi Istilah
1.    Hamil Anak ke 1
G1P0A0 Umur Kehamilan 3 Bulan
2.    Muka pucat, sering pusing, jantung berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu, hal ini merupakan Tanda dan Gejala Klinis Anemia Berat.
3.     Mual setiap pagi, kadang-kadang setelah makan dan minum muntah, merupakan perubahan sistem pencernaan pada awal kehamilan atau trimester I, dimana produksi asam lambung menurun, karena pengaruh Hormon HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun.
4.    Kehawatiran suami, karena kehamilan ini merupakan kehamilan pertama.
5.    KU composmentis, tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5 o C, Anemis pada konjungtiva, bibir pucat, dan pada ekstremitas kuku tampak pucat. Suatu keadaan dimana Ibu mengalami Anemia Berat, Tetapi untuk Suhu dan RR masih dalam keadaan normal.
6.     Pada pemeriksaan palpasi di dapat TFU 2 jari atas simpisis, menunjukan keadaan yang normal sehingga TFU Ibu sesuai usia kehamilan.

Langkah 2 Identifikasi Masalah
1.       G1P0A0
2.     Muka pucat, sering pusing, jantung berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu.
3.     Mual Muntah
4.    Kehawatiran suami, karena kehamilan ini merupakan kehamilan pertama.
5.     Tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5 o C, Anemis pada konjungtiva, bibir pucat, dan pada ekstremitas kuku tampak pucat.

Langkah 3 Analisis Masalah
1.    G1P0A0  hamil 3 bulan
a). Apa dampak G1P0A0 hamil 3 bulan
Jawab : pada Ibu akan mengalami gangguan psikologis karena kondisi Ibu yang mengalami perubahan-perubahan.
b). Penatalaksanaan Pada Ibu Hamil Trimester 1 : 
- Jelaskan tanda dan gejala  hamil, serta pengaruh-pengaruh yang terjadi.
-  lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin termasuk pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui kadar hb dalam darah.
-  KIE tentang proses kehamilan.
- KIE tentang kebutuhan gizi ibu hamil termasuk dalam hal konsumsi tablet Fe dalam kehamilan yaitu 90 tablet selama kehamilan.
-  Jelaskan pengaruh Anemia Pada Ibu dan Janinnya.

2.    Mual dan Muntah :
Jawab: Merupakan perubahan sistem pencernaan pada awal kehamilan atau trimester I, dimana produksi asam lambung menurun, karena pengaruh Hormon HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun.
3.    Kehawatiran suami :
Jawab : Karena kehamilan ini merupakan kehamilan pertama dan karena mereka sanggat mengharapkan kehadiran anak dalam keluarga.
4.    Tampak lemah dan pucat, TD: 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, Anemis pada konjungtiva, bibir pucat, dan pada ekstremitas kuku tampak pucat.
Jawab : hal ini merupakan tanda dan gejala anemia yang terjadi akibat defisiensi kandungan zat besi di dalam darah, kurangnya asupan  protein dari makanan atau adanya gangguan absorbsi diusus.

Langkah 4 Hipotesis
1.    Ibu Mengalami Anemia Berat
2.    Kemungkinan Ibu bisa mengalami Abortus/keguguran
3.    Kemungkinan bila anemia terus berlanjut hingga persalinan, ibu akan mengalami perdarahan dan juga dapat berakibat buruk pada janin dimana akan mengalami BBLR, KMK dan gangguan janin lainnya.

Langkah 5 Sasaran Pembelajaran
1.    Sebagai bidan kita melakukan penyuluhan lintas sektoral tentang kebutahan zat gizi dalam kehamilan (Asupan gizi ibu hamil termasuk konsumsi tablet Fe 90 tablet selama kehailan)
2.    Dapat memberikan penjelasan tentang kasus anemia yang dialami oleh ibu serta menganjurkan untuk pemeriksaan lebih lanjut termasuk pemeriksaan laboratorium
3.    Bidan Harus Mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada kasus anemia berat agar tidak mengakibatkan hal yang buruk bagi ibu dan janin.

Langkah 6
Referensi : 
Abrahams, Peter (2012). Panduan Kesehatan dalam Kehamilan. Jakarta : Karisma Publishing Grup.
Ahmad, Feryanto. (2011). Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Indiarti, M.T. (2012). Panduan Klinis Paling Komplit Kehamilan, Persalinan, & Perawatan Bayi. Yogyakarta: Pelangi Indonesia.
Khotidjah, Siti. (2013). Modul Patofisiologi Kasus Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik. Kediri : TIM Penyusun Modul Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri.
Koesno, Harni. (2012). Mims Bidan Indonesia. Edisi II, Jakarta: BIP Kelompok Gramedia.
[internet]. Bersumber dari:
Nutriclub (2011). Anemia saat hamil. [internet]. Bersumber dari: http://www.nutriclub.co.id/pregnancy/common_health_worries/article/anemia_saat_hamil
Rahmawati, Eni Nur. (2011) Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya: Victory Inti Cipta.


Langkah 7 Diskusi kelanjutan dan menyiapkan materi sesuai daftar pustaka pada langkah 6.




KLASIFIKASI  DATA SKENARIO  KASUS

Data Subyektif :
v  Ibu Mengatakan  hamil 3 bulan
v  Ibu Mengatakan Hamil Anak Pertama dan usianya 25 tahun
v  Ibu mengatakan Badan Lemas, sering pusing, jantung berdebar-debar sejak 1 Bulan yang lalu.
v  Ibu mengatakan Mual dan muntah setiap Pagi dan mengatakan Khawatir dengan kehamilannya.

Data Objektif :
v   VITAL SIGN : TD: 100/60mmHg, Nadi 100x/menit, Suhu 36,5 oC
v  PEMERIKSAAN  INSPEKSI : Muka  pucat, KU Composmentis, Tampak Lemah & Pucat, Anemis pada Konjungtiva, Bibir Pucat,  Ekstremitas kuku tampak pucat.
v   PEMERIKSAAN  PALPASIH : Dengan pemeriksaan Leopold, diperoleh TFU : 2 jari atas simpisis
v  PEMERIKSAAN  AUSKULTASI : Djj belum terdengar karena usia kehamilan baru 3 bulan.
v  PEMERIKSAAN  PERKUSI : Refleks Patela : +




TINJAUAN PUSTAKA

A.     Defenisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah (Eritrosit) menurun  atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen  untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang  (Tarwoto,  2007). Anemia adalah jumlah hemoglobin  dalam darah kurang dari 11 gr/100 ml  (prawirohardjo, 2007).
Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup,yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besiserum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (TotalIron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang sertaditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
Pembagian Anemia dalam kehamilan:
1.      Anemia Defisiensi Besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala:
a.       Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, danmudah patah
b.      Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.
Ciri-ciri anemia defisiensi besi :
a.       Mikrositosis
b.      Hipokromasia
c.       Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom
d.      Kadar besi serum rendah
e.       Daya ikat besi serum meningkat
f.       Protoporfirin meningkat
g.      Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2.      Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asamfolat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.
Gejala-gejalanya:
a.       Malnutrisi
b.      Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
c.       Diare
d.      Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri anemia megaloblastik
a.       Megaloblast
b.      Promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
c.       Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan.
3.      Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurangmampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri Anemia Hipoplastik
a.       Pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
b.      Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata.
4.      Anemia Hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Anemia Hemolitik dibagi menjadi 2 golongan besar:
a.       Disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalasaemia, anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
b.      Disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Gejala proses hemolitik:
a.       Anemia
b.      Hemoglobinemia
c.       Hemoglobinuria
d.      Hiperbilirubinuria
e.       Hiperurobilirubinuria
f.       Kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll.
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
a.       Hb 11 gr% : Tidak anemia
b.      Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c.       Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d.      Hb < 7 gr% : Anemia berat

B.     PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN
Penyebab Umum dari Anemia: Perdarahan hebat, Akut (mendadak), Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah pembuluh darah, Kronik (menahun), Perdarahan hidung, Wasir (hemoroid), Ulkus peptikum, Kanker atau polip di saluran pencernaan, Tumor ginjal atau kandung kemih, Perdarahan menstruasi yang sangat banyak, Berkurangnya pembentukan sel darah merah, Kekurangan zat besi, Kekurangan vitamin B12, Kekurangan asam folat, Kekurangan vitamin C, Penyakit kronik, Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap seldarah merah (Hemoglobinurianokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter), Kekurangan G6PD, Penyakit sel sabit, Penyakit hemoglobin C, Penyakit hemoglobin S-C, Penyakit hemoglobin E, Thalasemia.
Selain itu, anemia juga disebabkan oleh: Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat, Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal, Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan, Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik), Infeksi HIV, Kekurangan zat besi, Perdarahan, Genetik, Kekurangan vitamin B12, Kekurangan asam folat, Pecahnya dinding sel darah merah, Gangguan sumsum tulang.

C.     PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan,dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurunsedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yangmeningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron
D.     ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
1.      Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
2.      Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3.      Kurangnya zat besi dalam makanan.
4.      Kebutuhan zat besi meningkat.
5.      Gangguan pencernaan dan absorbsi.

E.     GEJALA KLINIS
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besisangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnyayang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemiaakan jelas.
Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibuhamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori,yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibuhamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dantertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil.

F.      DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-seltubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemiameningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematianmaternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partusimatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahanatonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

G.    PENCEGAHAN ANEMIA
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbangdengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapatdiperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dankangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwazat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi padasayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosisrendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemenFe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensiasam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapatdiberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.
Pencegahan Dan Perawatan Ibu Hamil Dengan Anemia
Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.
Berikut Ini Ada Beberapa Tips Hal Yang Dapat Ibu Lakukan Untuk Menghindari, Mengurangi Dan Menghadapi Kondisi Anemia.
1.      Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak
a.       Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk pentingdalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairahdan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini.
b.      Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah.Perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat ataumerah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia.
c.       Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atauorang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.
d.      Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadilebih pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkintelah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurangdari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2.      Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurangi kondisi anemia.
3.      Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging,hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan,gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahantanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya.Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darahmerah dan hemoglobin.
4.      Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung iniumumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapanzat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuaiaturan pemakaian.
5.      Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Olehkarena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebihlanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.
Pedoman Menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1.      Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2.      Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3.      Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4.      Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengansusunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdmminyak atau lemak.
5.      Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buahseperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dansering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6.      Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapatmembahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkandengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan padakemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7.      Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8.      Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsikecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yanglain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9.      Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yangmembahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dansayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10.  Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat gizi penting.
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalahsebagai berikut:
a.       Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekuranganenergi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadienergi.
b.      Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
c.       Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsungdalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk  pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besiguna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
d.      Mineral, antara lain :
1.      Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigiserta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, makakebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulangibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atauklinik.
2.      Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darahmerah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan,yang disebabkan oleh :
a.       Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
b.      Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
c.       Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama,menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
F. PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan ususuntuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosisyang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.




PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemiadapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar